Misteri Sungai Aare Swiss di Mata Pria Indigo Bali

Beritabadung.id/ist

Sungai Aare, di Kota Bern, Swiss, kini menjadi terkenal. Sungai yang sebelumnya jarang didengar namanya, kini muncul tiap hari di media massa Indonesia dan dunia.

Putra pertama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, hilang saat berenang di sungai ini, dan masih dalam pencarian.

Sungai Aare memiliki pemandangan yang sangat indah dan bersih. Sungai ini memiliki panjang 288 kilometer dan menjadi sungai terpanjang di Swiss. 
Sungai yang melewati berbagai desa dan kota indah ini, juga dikenal dengan kualitas airnya yang bagus.
Jika di alam nyata atau "sekala" sungai ini menawarkan keindahan yang menakjubkan, bagaimana dengan alam gaib atau "niskala" nya?
Seorang pria indigo asal kabupaten Badung, Bali, menyampaikan apa yang dilihatnya dari sudut pandang "niskala" terkait Sungai Aare.

Pria indigo ini meminta namanya tidak ditulis lengkap, dan cukup dipanggil Arya.
Menurutnya, secara "niskala" atau alam gaib, Sungai Aare tersebut semacam perkotaan yang dihuni berbagai jenis mahluk gaib.
Namun yang cukup mengejutkan, di Sungai Aare ini terdapat cukup banyak "mahluk khusus" yang bertugas sebagai penjaga wilayah.
"Di sungai itu (Aare) banyak ada naga, tepatnya jenis naga air," ujar Arya saat berbincang dengan Beritabali.com, Senin, 30 Mei 2022.
Lebih lanjut Arya menjelaskan, di sungai itu banyak terdapat naga karena sungainya besar dan airnya deras.  
Biasanya yang banyak naganya itu sungai yang besar, airnya tenang tapi deras.
Kemudian, biasanya ada gua, tebing, ngarai atau air terjun dan "campuhan" (pertemuan dan perpaduan dua-tiga sungai)," ujar pria yang sedang melakukan penelitian tentang alam gaib ini.

Menurut Arya, naga-naga yang dilihatnya dari "kacamata" indigo, berada di dimensi lain, tapi sama-sama di alam nyata.
"Ada banyak naga, mereka bisa berpindah-pindah dimensi atau ruang alam," jelasnya.
Naga air yang dilihat oleh mata indigo Arya, bertugas untuk menjaga wilayah, khususnya di Sungai Aare dan sekitarnya.
"Biasanya mereka menjadi penjaga wilayah. Naga-naga di sana ada yang berjenis naga air, naga tanah, dan sebagainya." 
"Kalau naga air biasanya tinggal di sungai-sungai. Sejak dulu mereka membantu manusia agar panen lancar. Sebagai balasan, naga-naga ini mengambil hasil panen warga secukupnya," pungkas Arya.


Penulis : Tim Liputan


 
Suara Warga Lainnya
Berita Lainnya